AMANAT SIAK – Festival Batik dan Tenun Siak yang diselenggarakan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Siak, resmi dibuka Bupati Siak Alfedri, ditandai dengan pemukulan gong di Gedung Tengku Maharatu Siak, pada Kamis (16/11/2023).
Mengusung tema “Lestarikan Budaya Negeri”, kegiatan ini bertujuan mempertahankan dan menambah koleksi motif batik Siak, serta memacu kreativitas anak-anak muda kabupaten Siak.
Bupati Siak Alfedri saat membuka event tersebut menyampaikan pemerintah Kabupaten Siak bersama Dekranasda terus mendorong perkembangan batik dan tenun Siak dengan membina para perajin dan mendorong kreativitas anak muda.
Menurut Alfedri, inisiatif itu diharapkan mampu menghasilkan inovasi, terobosan, dan pembaharuan motif batik sesuai dengan perkembangan zaman. Sehingga mampu bersaing dengan produk batik dan tenun dari dalam dan luar negeri.
“Pemerintah Kabupaten Siak mengapresiasi Dekranasda dalam mengembangkan dan mencari motif baru dengan cara mebuat perlombaan pada festival ini. Kalau pun ada kreasi-kreasi baru, namun tidak meninggalkan keaslian dari motif tenun Siak yang ada dari sejak dulu” sebutnya.
Di jelaskannya, saat ini Dekranasda Kabupaten Siak tidak hanya sebagai pusat kerajinan, tetapi juga sebagai pusat edukasi batik dan tenun siak. Hal ini terbukti dengan banyaknya kunjungan studi dari anak-anak sekolah baik dari Kabupaten Siak maupun luar Kabupaten Siak.
“Batik Siak kini hadir di berbagai kecamatan, seperti Siak, Mempura, Dayun, Perawang, Kandis, Minas, dan Sungai Apit. Saya berharap tahun depan kegiatan ini diperluas lagi, kita bisa undang Dekranasda se-Provinsi Riau, dan kalau bisa undang designer terkenal dari Jakarta agar motif batik Siak ini dijadikan karya oleh designer nya” ungkapnya..
Sementara itu, Ketua Dekranasda Kabupaten Siak Rasidah Alfedri menyampaikan bahwa ajang festival batik dan tenun Siak ini merupakan upaya yang dilakukan untuk terus melestarikan hasil karya yang dimiliki oleh Kabupaten Siak.
“Alhamdulillah, “Batik Siak kini telah berkembang dengan motif dan warna yang lebih kreatif, sambil tetap mempertahankan ciri khas budaya melayu Siak. Oleh karena itulah batik siak ini perlu kita lestarikan dan perlu kita kembangkan” ucapnya.
Lebih lanjut, Rasidah menyampaikan bahwa Dekranasda Kabupaten Siak sebagai pusat kerajinan daerah, memanfaatkan potensi untuk meningkatkan SDM masyarakat. Terutama ibu rumah tangga dan remaja yang putus sekolah melalui pelatihan.
“Harapannya kepada ibu rumah tangga dan anak remaja putri yang putus sekolah dan yang telah melaksanakan pelatihan oleh Dekranasda ini bisa membuka lapangan pekerjaan baru dan bisa meningkatkan pendapatan keluarga” ungkapnya.
Festival Batik dan Tenun Siak mengadakan beberapa jenis perlombaan, diantaranya Lomba Desain Motif Batik (41 peserta), Lomba Fashion Show (22 peserta), dan Lomba Bazar (8 kelompok peserta).
Kegiatan festival ini juga diramaikan dengan penampilan para seniman syair, langgam melayu, dan tarian kreasi dari Sanggar Tengku Agung Smansa Siak.(mc-kab-Siak/Aya/dp70).