AMANARIAU.COM DUMAI— Aliansi Masyarakat Nerbit akan mendemo grup Sinarmas tiga hari berturut-turut, pada besok Selasa (24/12), dilanjut Kamis dan Jumat (26-27/12). Hari Natal karena tanggal merah aksi libur.
Pemberitahuan aksi ini sudah disampaikan ke Polres Dumai. Aksi maraton ini dilakukan warga karena ada satu sungai yang hilang ditimbun oleh grup Sinarmas. Sungai itu bernama Nerbit Kecil. Lokasi sungai itu ada di areal Oleokimia Sejahtera Mas (OSM).
Nerbit adalah satu desa di Kecamatan Lubuk Gaung, daerah yang sejak 2010-an banyak dibangun pabrik pengolah CPO dan dermaga khusus. Grup Sinarmas salah satu perusahaan yang melakukan pembangunan agresif di sana. Tahap konstruksi dimulai 2015, pembangunan pabrik oleokimia selesai pada 2017. Menelan investasi Rp4,77 triliun.
Pabrik oleokimia Sinarmas berdiri, Sungai Nerbit Kecil hilang
Akibatnya sejak industri Sinarmas beroperasi di situ wilayah Nerbit sering menderita banjir. Kiri-kanan sungai dibeton. Bahkan jalur ke arah laut sepanjang ±500 meter ditimbun Sinarmas.
Selain menderita karena banjir, warga juga tidak lagi bisa menikmati manfaat akses sebuah sungai. Tidak bisa lagi mencari ikan, mencuci, mengairi kebun-kebun sepetak mereka dan dihilangkan akses alami terhadap laut (Laut Dumai) yang selama ini membentuk kehidupan warga Nerbit, Dumai.
Aliansi yang terdiri dari kaum muda, pegiat lingkungan dan kalangan tua yang masih hidup melakukan kajian sebelum berdemo.
Merujuk pada PP Nomor 38 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sungai termasuk Konservasi, Pengembangan dan Pengendalian Daya Rusak Sungai; PP Nomor 37 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai; dan Perjanjian Pengembalian Hak Penggunaan Sungai Nerbit Kecil PT Oleokimia Sejahtera Mas, nomor: 010/0SM/PK/LGUIV/2016; serta rapat beberapa RT dan tokoh masyarakat sehubungan dengan adanya keluhan masyarakat masalah banjir dan lingkungan kumuh akibat tidak berfungsinya Sungai Nerbit Kecil sebagaimana mestinya.
“Berdasarkan beberapa alasan tersebut di atas, kami menduga kuat Sinarmas melakukan kejahatan lingkungan yang brutal,” ungkap penanggung jawab aksi, Hendri Yanto, Ahad (22/12) dilansir dari matahukum.net.
Brutal karena sengaja menghilangkan sungai (sumber kehidupan manusia sekitar) dengan cara menimbun dan membeton.
Manajemen OSM juga melakukan tindakan menipu masyarakat. Karena ada kesepakatan OSM-warga untuk menjaga Sungai Nerbit Kecil. Namun sejak OSM beroperasi (2017) malah sungai itu hilang ditimbun. Bahkan kini data sungai itu tidak tercatat di Google Maps.
Hendri Yanto dan Aliansi tidak ragu membawa kasus kejahatan lingkungan Sinarmas Grup ke arah lebih tinggi.